Anak Muda Yang Ingin Membangun Dunia

Monthly Archives: Desember 2012


Masalah Jaringan Wireless

Sebelum kita membahas masalah jaringan wireless, terlebih dahulu kita juga harus mengerti bagaimana proses terjadinya koneksi wireless clients kepada jaringan wireless. Hal ini sangat membantu sekali dalam kita melakukan troubleshooting wireless problems. For the english version, please check common wireless router problems here.

Pada artikel sebelumnya tentang cara melakukan troubleshooting jaringan, artikel ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari artikel tersebut, akan tetapi disini akan focus pada masalah jaringan wireless. Seiring semakin banyaknya pemakai wireless network ini, wireless problems sudah menjadi sesuatu yang sering dihadapi dan dipertanyakan.

Berikut adalah proses atau langkah terjadinya suatu koneksi wireless yang perlu difahami yang akan sangat membantu kita dalam menyelesaikan masalah jaringan wireless.

  1. Proses scanning wireless access point (AP)
  2. Memilih wireless access points
  3. Proses authentikasi terhadap wireless AP yang dipilih
  4. Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih
  5. Mendapatkan konfigurasi TCP/IP address

1. Scanning wireless AP

Computer berbasis XP atau Vista yang mempunyai wireless adapter active yang supports Wireless Auto Configuration, akan selalu melakukan scanning adanya wireless AP pada jangkauannya setiap 60 sec. Saat scanning, wireless adapter mengirim sederetan frame Probe Request. Sementara itu wireless AP yg ada pada jangkauan wireless adapter yg sedang melakukan scanning adanya wireless AP, juga mengirim frame Probe response yang memuat capabilitas wireless AP seperti speed yang disupport serta opsi2 security lainnya.

Kita menganggap komputer mengalami masalah jaringan wireless jika tidak mendapatkan satupun wireless AP dalam jangkauan roamingnya.

2. Memilih suatu wireless AP

Dari frame Probe Response yang diterima, wireless client memilih wireless AP dimana ia akan mencoba melakukan authentikasi dan koneksi. Wireless client menggunakan faktor2 berikut saat menentukan wireless AP yang mana yang harus dipilih:

  • Capabilitas wireless AP

Wireless AP memperkenalkancapabilitasnya didalam frame Probe response. Jika wireless clients tidak mendukung capabilitas yang diperkenalkan di dalam Probe response tersebut maka wireless client mengalami masalah jaringan wireless – tidak bisa memilih wireless AP. Misal wireless AP diactivekan security WPA2 sementara wireless clients tidak support WPA2 (wireless device 802.11b/g tidak support) maka wireless client tidak bisa memilih wireless AP tersebut. kita menganggapnya ada wireless problems.

  • Nama jaringan wireless (SSID) cocok dengan jaringan preferencenya

Windows XP wireless auto configuration memelihara daftar jaringan wireless yang kita pilih (preferred wireless network). jika nama wireless network SSID tidak cocok dengan yang ada dalam daftar nama2 SSID yang ada, maka default Windows tidak bisa terhubung ke wireless AP. Jika clients wireless menerima beberapa Probe response yang ada dalam daftar nama SSID, maka client wireless memilih menurut urutan tertinggi dalam daftar preferred SSID.

Jika nama2 wireless network SSID dari frame Probe response yang diterima tidak cocok dengan jaringan dalam daftar preference, Windows akan memunculkan pesan “One or more wireless networks are available” atau “Connect to a wireless network”. jika user mengklik pesan ini, maka user memilih koneksi ke jaringan wireless baru.

  • Kekuatan signal

Wireless clients adapter memilih wireless AP dengan signal terkuat dari daftar nama2 SSID yang ada yang paling tinggi dalam daftar preference wireless name.

3. Proses authenticasi terhadap wireless AP yang dipilih

Setelah memilih wireless AP yang akan dikoneksikan, proses selanjutnya adalah proses authentikasi. Jenis authentikasi tergantung capabilitas security wireless AP dan bagaimana client dikonfigure untuk melakukan authentikasi jaringan wireless.

Jika anda menambahkan wireless network dari tab Wireless network pada property wireless connection anda, maka by default adalah open system authentication dan kemudian IEEE 802.1X. Jika anda mengkoneksikan lewat dialog box Connect to Wireless Network atau Choose a wireless network, maka setting authentikasi ditentukan dari capabilitas frame Probe response wireless AP. Windows XP /Vista dapat menentukan dari frame probe response apakah menggunakan open system authentication tanpa encryption, opensystem authentication dengan inkripsi WEP, authentication WPA-PSK, ataupun authentication WPA2-PSK. Sering terjadi masalah jaringan wireless jika gagal melakukan proses authentikasi ini.

4. Proses koneksi terhadap wireless AP yang dipilih

Setelah selesai melakukan proses aythentication, wireless adapter dan wireless AP saling bertukar serangkaian pesan untuk membentuk suatu koneksi.

5. Mendapatkan konfigurasi TCP/IP

Setelah koneksi terbentuk, wireless client dapat memulai mengirim frame wireless yang mengandung paket TCP/IP. Jika wireless clients dikonfigurasi untuk menerima IP address automatis, maka ia akan menggunakan DHCP untuk request suatu konfigurasi IP address. umumnya wireless AP mempunyai layanan DHCP server untuk menjawab request wireless clients untuk konfigurasi IP.

Dengan memahami ke lima proses diatas, akan memudahkan kita dalam melakukan troublehooting masalah jaringan wireless.

Masalah umum wireless problems – masalah konektivitas

Paling banyak dalam masalah jaringan wireless adalah sebagai berikut:

  • Tidak berhasil melakukan koneksi wireless
  • Koneksi yang intermittent

Kedua hal inilah yang paling banyak kita jumpai dalam hal wireless problems.

Tidak berhasil melakukan koneksi wireless

Yang paling banyak dalam masalah jaringan wireless adalah tidak berhasilnya melakukan koneksi ke jaringan wireless, dari proses scanning sampai mendapatkan IP address. Alasan yang paling banyak dengan wireless problems ini adalah sebagai berikut:

  • Konfigurasi yang tidak klop / tidak matching
  • Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration bawaan dari vendor juga di install
  • Wireless AP dikonfigurasi dengan filter MAC
  • Sumber sinyal interferensi
  • Sumber sinyal attenuasi / pelemahan

Konfigurasi yang tidak matching

Beberapa property yang berbeda dari wireless connection haruslah matching antara wireless AP dan wireless clients sebelum berhasil terbentuknya koneksi. Beberapa masalah jaringan wireless yang menyebabkan tidak matching adalah berikut:

  • Technology 802.11 yang tidak matching

Ada 3 standard wireless 802.11 yang berbeda saat ini yaitu 802.11b; 802.11g; dan 802.11a. sementara satu lagi masih dalam draft walau sudah mulai booming yaitu draft 2.0 802.11n. Walau banyak sudah pabrikan yang memproduksi teknologi yang bisa support beberapa standard dalam satu kemasan, bisa saja terjadi ke tidak cocokan dalam teknologi ini. Misalkan wireless AP dengan standard 802.11a tidak akan bisa terhubung dengan wireless clients dengan standard 802.11b/g. Akibatnya wireless problems akan terjadi.

  • Methoda authentikasi yang tidak matching

Wireless problems jenis ini yang paling banyak terjadi. Wireless client tidak berhasil melakukan authentikasi jika antara wireless AP dan wireless clients tidak klop. Method authentikasi pada jaringan wireless rumahan meliputi open system, shared key, WPA-PSK, and WPA2-PSK. Verifikasi terlebih dahulu method authentikasi yang dikonfigurasikan pada wireless AP, dan sesuaikan pada setting yang ada pada wireless client.

  • Kunci WEP yang tidak matching

Jika menggunakan authenkasi WEP pada standard device 802.11b/g/n dan menspesifikasikan kunci WEP, adalah sangat mungkin terjadi kesalahan pengetikan atau salah eja. Hal ini akan mengakibatkan wireless problems karena kunci WEP tidak matching. Ketidak sesuaian interpretasi antara wireless AP dan wireless client ini bakal menghalangi terjadinya komunikasi – yang akibatnya tidak terbentuk koneksi. Hal ini sering kita jumpai computer kita hanya mendapatkan IP address APIPA dan menampilkan status “Limited or no connectivity” pada wireless connection. Kita pun menganggapnya ada masalah jaringan wireless.

Method konfigurasi kunci WEP tergantung pada versi Windows pada wireless client.

  • Pada Windows XP tanpa di install service pack, anda harus mengetikkan kunci WEP pada kolom Network Key, spesifikasikan format pada kunci WEP (baik character ASCII maupun Hexa), spesifikasikan juga panjang kuncinya (40bit atau 104 bit pada kolom Key length).
  • Untuk Windows XP dengan SP1/SP2, anda harus menspesifikasikan key WEP dua kali pada Network Key dan Confirm Network Key. Format panjang key tidak perlu karena akan ditentukan secara automatis menurut kunci yang diketikkan. Untuk Windows dengan SP2 anda harus memilih WEP pada Data Encryption.

Jika anda menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yg support Windows Connect Now secara automatic dikonfigure dengan WEP key yang sama.

  • WEP Key index tidak match

WEP Key index adalah suatu nomor yang menspesifikasikan WEP key yang mana yang akan dipakai untuk encryption frame wireless. Anda bisa menggunakan sampai 4 WEP keys yang berbeda. Dalam prakteknya hanya ada satu key index yang dipakai, yang sama dengan kemungkinan WEP key pertama. Wireless AP dan wireless client keduanya harus dikonfigurasi mengunakan kemungkinan WEP key pertama. Jika tidak, maka terjadi masalah jaringan wireless, tidak terjadi koneksi.

Menspesifikasikan kemungkinan pertama WEP key tergantung bagaimana wireless client dan wireless AP memulai penomoran ke empat kemungkinan WEP key. Misal bisa saja penomoran dimulai dari 1 (1 ~4) atau dimulai dari 0 (0~3). Pilih kemunkinan pertama WEP key. Misal, Windows XP tanpa service pack memulai penomoran dengan 0, sementara pada Windows SP1/SP2 memulai pada nomor 1.

  • Tidak match WPA-PSK atau WPA2-PSK

Jika anda memakai authentikasi WPA-PSK atau WPA2-PSK, anda harus melakukan konfigurasi nilai preshared key pada kolom Network key dan Confirm network key. Pastikan kedua wireless client dan wireless AP mempunyai nilai preshared key yang sama. Untuk WPA anda harus memilih TKIP pada Data encryption dan WPA-PSK pada Network Authentication. Untuk WPA2 dengan Windows XP2, harus memilih AES pada Data Encryption dan WPA2-PSK pada Network Authentication.

Jika anda menggunakan Wireless Network Setup Wizard dalam Windows XP SP2, semua devices yang support Windows Connect Now secara automatis dikonfigure dengan nilai WPA preshared key yang sama. Wireless Network Setup Wizard tidak support configurasi dari nilai WPA2 preshared key.

Wireless auto configuration di enable sementara tool wireless configuration fihak ketiga juga di install

Windows XP Wireless Auto Configuration memberikan support integrasi pada wireless networking dan membantu mengautomasi konfigurasi wireless. Wireless network adapters menyediakan suatu tool wireless network configuration. Jika adapter tersebut support Wireless Auto Configuration, maka anda tidak memerlukan lagi software tool dari vendor adapter tersebut. Untuk mengetahui apakah wireless adapter anda support Wireless Auto Configuration, klik kanan wireless connection dalam folder the Network Connections dan pilih property. Jika ada tab Wireless Networks maka wireless network adapter anda support Wireless Auto Configuration. Untuk menghindari konflik yang bisa membuat masalah jaringan wireless, maka tidak usah di install tool dari vendor ini.

Karena seringnya terjadi wireless problems saat konfigurasi dan koneksi jika Wireless Auto Configuration di-enabled dan wireless network configuration tool juga di install. Karena dalam hal ini kedua Wireless Auto Configuration dan wireless network configuration tool bisa saja mengirim setting kepada wireless network adapter, akibatnya adalah konfigurasi yang tidak matching – anda akan mengalami masalah jaringan wireless.

Makanya untuk menghindari wireless problems, masalah jaringan wireless nantinya – gunakan salah satu saja baik Wireless Auto Configuration atau wireless network configuration tool, jangan keduanya.

Misal saja wireless adapter anda mempunyai tool yang bisa anda gunakan, sementara tidak support Wireless Auto Configuration, maka disable saja Wireless Auto Configuration dan gunakan wireless network configuration tool. Bagaimana disable Wireless Auto Configuration? Pada Wireless Networks tab pada property wireless connection dalam Network Connections, hilangkan contrengan Use Windows to configure my wireless network settings.

Jika anda memutuskan untuk menggunakan wireless network configuration tool bawaan dari vendor, untuk keperluan setting jangan lagi menggunakan Wireless Networks tab, gunakan tool ini untuk setting seperti wireless network name (SSID), authentikasi dan encryption.

Jika menggunakan Wireless Auto Configuration, maka remove saja program bawaan dari vendor dari Control Panel-Add or Remove Programs ataupun dari Uninstall program tersebut.

Wireless AP dikonfigurasi dengan fileter MAC

Wireless AP memungkinkan kita menspesifikasikan address MAC (media access control – atau lazim disebut juga address physical atau address hardware) tertentu saja yg bisa mengirim frame kepada wireless AP. Fitur ini disebut sebagai MAC address filtering yg dirancang untuk memberikan layer keamanan extra pada jaringan wireless. Akan tetapi hacker bisa saja dengan mudah menghalangi keamanan exta ini dengan cara menangkap frame yang dikirim dari dan ke wireless client yang diijinkan dan me-reprogram wireless adapter dirinya untuk menggunakan valid MAC address dalam daftar wireless AP.

Jika wireless adapter tidak terdaftar dalam MAC address list pada wireless AP, maka anda mengalami wireless problems – clients tidak bisa akses ke wireless AP. Jadi pastikan wireless clients terdaftar dalam list MAC address yang dibolehkan access ke wireless AP.

Sumber Interferensi Signal

Standard 802.11b/g bekerja pada frequency 2.4 GHz yang sama dipakai pada perangkat wireless lainnya seperti cordless phone, microwave, perangkat keamanan dan monitoring rumah, dan juga camera video wireless. Sumber interferensi ini sangat mengganggu yang bisa mengakibatkan wireless problems dimana client wi-fi komputer tidak bisa koneksi ke wireless AP.

Untuk memstikannya, matikan sementara sumber interferensi ini atau pindahkan wireless client dan wireless AP jauhan dari sumber interferensi ini, dan lihat apakah ada perubahan atau masih ada masalah jaringan wireless.

Sumber Pelemahan / Attenuasi Signal

Sumber pelemah / penghalang signal seperti dinding, atap, lapisan metal antara wireless clients dan wireless AP dapat menyebabkan gangguan signal wireless, atau hilangnya kekuatan signal. Pada beberapa kasus bahkan kehilangan signyal sama sekali yang menyebabkan masalah jaringan wireless – tidak bisa terhubung sama sekali.

Lihat juga artikel pertimbangan dalam instalasi wireless.

Koneksi Yang Intermittent

Dalam beberapa kasus, banyak terjadi masalah jaringan wireless dimana awalnya mendapatkan signal kuat dan tiba-2 terputus tanpa interfensi si user. Paling banyak masalah jarigan wireless ini disebabkan oleh berikut ini:

  • Authentikasi 802.1X di enable pada wireless client sementara pada wireless AP tidak
  • Duplikat Nama jaringan wireless (SSID)
  • Sumber interferensi
  • Sumber attenuasi / pelemahan
  • Virus komputer
  • Kerusakan perangkat atau driver yang kadaluarsa / outdated

802.1X Authentication di Enabled pada Wireless Client dan tidak pada Wireless AP

802.1X authentication secara default adalah enable pada semua koneksi wireless maupun wired. Pada Windows XP SP1, Microsoft mengubah proses authentikasi untuk jaringan wireless. Jika 802.1X authentication di enable dan proses authentikasi tidak selesai sempurna, maka koneksi akan putus. Hal ini biasanya terjadi 3 menit setelah koneksi terbentuk menggunakan system authentikasi terbuka.

Untuk memperbaiki hal ini pada Windows XP SP1, lakukan berikut ini:

  1. Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections.
  2. Pada Network Connections, klik kanna wireless connection dan kemudian klik Properties.
  3. Klik Wireless Networks tab => dibawah Preferred networks klik wireless network name anda, dan kemudian klik Properties.
  4. Klik tab Authentication, kemudian kosongkan contrengan Enable IEEE 802.1x authentication for this network.
  5. Klik OK dua kali untuk menerima perubahannya.

Prosedur ini umumnya tidak diperlukan pada komputer yang jalan pada Windows XP tanpa Service pack atau Windows XP dengan SP2. Akan tetapi perlu juga mematikan 802.1X authentication di disable jika menggunakan open system authentication. Prosedur diatas juga berlaku untuk Windows XP SP2.

Untuk Windows XP tanpa SP, lakukan berikut ini:

  1. Klik Start => Settings kemudian klik Network Connections.
  2. Pada Network Connections, klik kanan wireless connection anda dan kemudian klik Properties.
  3. Klik Authentication tab, kemudian kosongkan contrengan Enable network access control using IEEE 802.1x
  4. Klik OK untuk menyimpannya.

Duplikat Nama Jaringan Wireless

Salah satu alasan koneksi yang intermittent adalah nama jaringan wireless duplikat dengan jaringan wireless lainnya didalam jangkauan wireless clients. Misalkan, dalam kampus yang berdekatan terdapat dua jaringan wireless dengan nama SSID yang sama yang saling overlap. Dalam hal ini semua wireless AP yang memperkenalkan diri dengan nama SSID yang sama dianggap berasal dari satu jaringan wireless yang sama. Wireless client dari wireless AP anda bisa saja mengambil jaringan wireless AP yang lain dengan nama SSID yang sama tadi. Jika wireless client anda tidak di configure menurut method authentikasi dan key dari jaringan wireless yang lain, maka anda akan mengalami masalah jaringan wireless yang intermittend sampai wireless client anda kembali memilih wireless AP anda kembali.

Kebanyakan kasus nama duplikat dari jaringan wireless ini adalah cara setup jaringan wireless AP dengan setting default tanpa mengubah nama SSID nya. Makanya pastikan selalu mengubah nama default dari pabrik agar tidak terjadi kemungkinan nama SSID yang sama dengan jaringan wireless lain yang tidak mengubah default namenya.

Untuk memastikan duplicat nama jaringan yang sama, matikan dulu wireless AP anda dan periksa apakah wireless client masih menerima SSID yang sama juga dengan nama jaringan SSID dari wireless AP anda. Untuk menghindari masalah jaringan wireless anda, configure wireless AP anda dengan nama SSID yang unik.

Sumber Sinyal Interferensi

Seperti halnya sinyal interferensi yang bisa menyebabkan masalah jaringan wireless – kurangnya konektifitas, sinyal ini juga bisa menyebabkan koneksi yang intermittent. Perangkat seperti microwave oven, cordless phone, system keamanan dan monitoring rumah, dapat menjadi sumber interferensi yang membuat masalah jaringan wireless.

Untuk memastikan, coba uji dengan mematikan sementara sumber2 sinyal interferensi tersebut dan lihat apa ada perubahan atau tidak.

Sumber pelemahan sinyal

Sumber pelemahan signal disamping bisa mengurangi kekuatan sinyal koneksi, dia bisa juga menyebabkan masalah jaringan wireless – koneksi yang intermittent. Anda perlu memperhatikan korelasi terjadinya intermittent dengan sumber pelemahan sinyal ini. Misal saja ada terjadinya intermittent saat ada seseorang yang sedang membuka pintu garasi yg terbuat dari metal.



PENERAPAN JENIS TEKNIK MODULASI

PADA KOMUNIKASI DATA

Eka Trisna Yanti

Amik  “AKMI” Baturaja

 

Abstrak

Modulasi merupakan proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Pada proses jenis teknik modulasi terdiri dari beberapa macam modulasi yaitu modulasi analog, modulasi pulsa, transmisi digital, dan modulasi digital. Semuanya menjadi suatu rangkaian yang saling terhubung sehingga membentuk jaringan komunikasi data yang sesuai harapann yang diinginkan.

Kata Kunci : Sistem Modulasi, Modulasi Analog, Modulasi Pulsa, Modulasi Digital, dan Transmisi Digital

 

 

I

 PENDAHULUAN

 

Perkembangan telekomunikasi data dan informatika pada saat ini telah mencapai suatu tahap yang begitu cepat, sehingga tidak mengherankan apabila di setiap kesempatan kita selalu membahas cara yang mudah untuk bisa membantu kita dalam setiap hal. Di dalam sistem sinyal gelombang tentunya terdapat beberapa hal tentang teknik yang saling mendukung sehingga terjalinnya konektivitas yang mudah dan cepat untuk dipergunakan.

Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variabel dasar, yaitu amplitude, frekuensi, dan phase.

• Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.
• Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik.
• Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya  adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya dan  clock (timing, sinkronisasi).

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukan kedalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.

Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : Amplitude, Fase, dan Frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk sinyal yang termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi-informasi awal (kebalikan dari proses modulasi) disebut demodulator  dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.

Modulasi digunakan untuk ketidaksesuaian karakter sinyal dengan media (kanal) yang digunakan. Tanpa proses modulasi informasi tidak praktis dikirim melalui media udara.

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continou varying).

Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variabel dasar yaitu amplitude, frekeunsi, dan phase.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti bidang ini dengan mengambil judul “ Penerapan Jenis Teknik Modulasi Pada Komunikasi Data ”.

 


II

KAJIAN TEORI

 

  1. Pengertian Modulasi

Modulasi adalah proses (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukan kedalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi.

Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitude, fase, dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk sinyal yang termodulasi.

Peralatan untuk melaksanakan modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi-informasi awal (kebalikan dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut dinamakan modem.

Modulasi digunakan untuk mengatur ketidaksesuaian karakter sinyal dengan media (kanal) yang digunakan. Tanpa proses modulasi informasi tidak praktis dikirim melalui media udara. Contoh : sinyal suara tidak praktis ditransmisikan secara langsung melalui media udara dalam bentuk    aslinya.

  1. Fungsi Modulasi

 

  • Transmisi menjadi efisien atau memudahkan pemancaran
  • Masalah perangkat keras menjadi lebih mudah, jika f / f c-1-10%
  • Menekan derau atau intervasi
  • Untuk memindahkan pengaturan alokasi frekuensi radio (diterbitkan oleh ITU-T)
  • Untuk Multiplexing : proese penggabungan beberapa sinyal informasi untuk

        disalurkan secara bersama-sama melalui satu kanal transmisi.

 

 

III

Metodologi Penelitian

Metode Studi Pustaka

            Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari sumber-sumber pustaka antara lain referensi dari buku dan internet yang dapat digunakan sebagi bahan acuan dalam pembuatan jurnal.

IV

Hasil dan Pembahasan

 

 

  1. Modulasi Analog

Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombangnya. Sinyal analog bekerja dengan mentransmisikan suara dan gambar dalam bentuk gelombang kontinu (continuos varying). Dua parameter / karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang untuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal anlaog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh tetapi sinyal ini dapat terpengaruh oleh noise.

 

Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variabel dasar yaitu : amplitude, frekuensi, dan phase.

 

Amplitude merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog. Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Dan Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

 

 Sinyal digital merupakan hasil  teknologi yang dapat mengubah signal menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan binner), sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat. Tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada signal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (2^1). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (2^2), berupa 00,01,10, dan 11. Secara umum jumlah kemungkinan nilai terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2^n buah.

 

 Digital pada dasarnya dicode-kan dalam bentuk biner ( atau Heax ). Besarnya nilai suatu sistem digital dibatasi oleh lebarnya / jumlah bit ( brandwidth ). Jumlah bit juga sangat mempengaruhi nilai akurasi system digital. System digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog yaitu :

  • Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
  • Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
  • Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi dalam berbagai bentuk.
  • Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.

 

Pengolahan sinyal digital memerluakan komponen-komponen digital, register, counter, decoder, mikroprossesor, mikrokontroller dan sebagainya. Kelebihan pengolahan sinyal secara digital :

  • Untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal analog.
  •  Lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level ‘0’ dan ‘1’.
  •  Lebih kebal terhadap perubahan temperatur.
  • Lebih mudah dalam pemrosesan.

 

Dalam modulasi analog, proses modulasi merupakan respon atas informasi sinyal analog. Ada 3 jenis analog yang dijelaskan dalam hal ini, yakni modulasi amplitude, modulasi frekuensi dan modulasi phase.

 

  1. Modulasi Amplitude (AM)

 

Modulasi amplitude adalah proses memodulasi isyarat frekuensi rendah pada gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya.

 

 Amplitude Shift Keying Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran amplitude, merupakan metode modulasi dengan mengubah-ubah amplitude. Dalam proses modulasi ini memunculkan frekuensi gelombang pembawa tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.

 

 Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh karena itu metode ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam hal ini faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.           

        

  1.  Modulasi Frekuensi (FM)

 

 Modulasi frekuensi adalah suatu metode untuk megirimkan isyarat frekuensi rendah dengan cara memodulasi frekuensi gelombang pembawa tinggi. Frequency Shift Keying Frequency  Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melaui pergeseran frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa. Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan gelombang output yang tidak mempunyai fase terputus-putus. Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.

 

FSK merupakan metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang pembawa digeser keatas dan kebawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. FSK juga tidak bergantung pada teknik on-off pemancar, seperti yang telah di tentukan sejak semula. Kehadiran gelombang pembawa dideteksi untuk menunjukan bahwa pemancar telah siap. Dalam penggunaan banyak pemancar (multi transmmiter), masing-masing telah dikenal dengan frekuensinya.

Prinsip pendeteksian gelombang pembawa umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja. Bentuk dari Modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara konsep, modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam variasi/deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu more atau less (high atau low, mark atau space).

Tentunya untuk mendeteksi (pengambalian kembali dari kandungan carrier atau proses demodulasinya) akan lebih mudah, kemungkinan kesalahan (eror rate) sangat minim/kecil. Umumnya type modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate (kecepatan transmisi) yang relatif rendah. Seperti untuk Telex dan Modem-Data dengan Bit Rate yang tidak lebih dari 2400 bps(2.4 kbps).

 

Keuntungan FM terhadap AM :

  • Amplitudo sinyal FM konstan, sehingga pemancar tidak memerlukan penguat linier (Klas A,B) seperti pada pemancar AM, tetapi cukup kuat Klas C yang mempunyai efisiensi lebih baik.
  •  Adanya capture effect pada penerima FM, yakni sinyal yang lebih kuat “mengalahkan” sinyal lain yang lebih lemah pada frekuensi yang hampir sama. Dalam hal ini sinyal yang lebih lemah diterima di (limmiter) penerima dengan mengalami peredaman bukannya penguatan. Kondisi ini bisa mencegah interferensi dengan sinyal lain yang tidak diinginkan.
    • FM lebih tahan terhadap derau dapat dicapai dengan rangkaian “pre-emphasis” yang tidak terdapat di sistem AM.
    • Pada pemancar FM komersial, kanal frekuensi yang berdekatan dipisahkan oleh “guard band” selebar 25kHz, sehingga mencegah interferensi antar kanal. Pemancar FM beroperasi pada daerah frekuensi VHF dan UHF dengan lebih sedikit derau dibandingkan dengan daerah frekuensi pemancar AM, yakni MF dan HF.
    • Komunikasi FM mendekati “line of sight” antena pemancar dan penerima harus saling melihat yang membatasi radius penerimaan. Hal ini memungkinkan dioperasikannya beberapa pemancar berbeda pada frekuensi yang sama dengan interferensi yang kecil.

 

Kerugian FM terhadap AM :

  • Kanal yang dibutuhkan pada komunikasi FM jauh lebih lebar dari AM
  •  Peralatan pemancar dan penerima FM lebih rumit daripada AM, terutama bagian Modulator dan Demodulatornya.
  • Penerimaan “Line of Sight” pada FM menyebabkan daerah cakupan FM lebih kecil dari AM.

 

 

 

 

 

 

  1.  Modulasi Fase (PM)

 

Phase Shift Keying Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergerseran fase. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi fase yang memungkinkan fungsi pemodulasi fase gelombang termodulasi diantara nilai-nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fase dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Sudut fase harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya, sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat penerima. Guna memudahkan memperoleh stabilitas frekuensi pada penerima, kadang-kadang dipakai untuk suatu teknik yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda.

Hubungan antara dua sudut fase yang dikirim digunakan untuk pemelihara stabilitas. Dalam keadaan seperti ini fase yang ada dapat di deteksi bila fase sebelumnya telah diketahui. Hasil perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi data atau sinyal dengan sinyal digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih system modulasi PSK. Dua jenis modulasi PSK yang sering kita jumpai yaitu :

  1.  BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua tahap yang dipisahkan sebesar 180 derajat dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1bit/simbol dan dengan demikian makan modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.
  2. QPSK kadang-kadang dikenal sebagai quartennary atau quardriphase PSK atau 4-PSK, QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak disekitar suatu lingkaran. Dengan empat tahap QPSK dapat mengdekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali dari BPSK. Analisis menunjukan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan data rate jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai suatu modulasi quarternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang termodulasi tersendiri.

 

Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk mengatur komponen phase pada sinyal carriers ketika digunakan untuk mengatur komponen quadrature-phase dari sinyal carriers tersebut. BPSK digunakan pada kedua carriers dan dapat dimodulasi dengan bebas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Modulasi Pulsa

 

Pada modulasi pulsa, pembawa informasi berupa deretamasi,  pulsa-pulsa. Pembawa yang berupa pulsa-pulsa ini di kemudian dimodulasi oleh sinyal informasi, sehingga parameter berupa sesuai dengan besarnya amplitudo  sinyal pemodulasi (sinyal informasi).

Jenis-jenis modulasi pulsa sebagai berikut :

 

  1.   PAM (Pulse Amplitude Modulation)

Pada PAM, amplitude pulsa-pulsa pembawa di modulasi oleh sinyal pemodulasi. Amplitude pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitude sinyal pemodulasi. Semakin besar amplitude sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa.

Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi).

 

a)      Sinyal Asli

b)      PAM Polaritas

c)       PAM Polaritas

 

  1.  PCM   (Pulse Code Modulation)

Pada modulasi PCM, sinyal informasi dicuplik dan dikuantisasi. Proses ini akan membuat sinyal menjadi lebih kebal terhadap derau. Setelah proses ini maka dilakukan proses penyandian (coding) menggunakan kode biner, sehingga terbentuk sinyal PCM. Sinyal ini dapat direpresentasikan dengan pulsa-pulsa yang meyatakan kode-kode biner untuk setiap cuplikan.

 

  1. PWM (Pulse Width Modulation)

Pada modulasi PWM, lebar pulsa pembawa diubah-ubah sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka semakin lebar pula pulsa yang dihasilkan. Modulasi PWM juga dikenal sebagai Pulse Duration Modulation (PDM).

Kegunaan PWM :

  1. Mengatur microkontroler
  2.   Mengatur kecepatan motor
  3. Mengatur lampu seperti lampu mobil  rating

 

  1. D.    PPM (Pulse Position  Modulation)

 Pulse Position Modulation merupakan bentuk modulasi pulsa yang mengubah-ubah posisi pulsa (dari posisi tak termodulasinya) sesuai dengan besarnya tegangan sinyal pemodulasi. Semakin besar tegangan sinyal pemodulasi (informasi) maka posisi pulsa PPM menjadi semakin jauh dari posisi pulsa tak termodulasinya.

PPM berfungsi mentransmisikan sinyal analog keuntungan-keuntungan kita melakukan modulasi.

 

 

  1. 3.      Transmisi Digital

 

Transmisi digital adalah pengiriman sinyal digital antara dua atau lebih titik dalam suatu sistem komunikasi, bentuk populer dari modulasi digital adalah Binner, atau dua tingkat, modulasi digital. Dalam modulasi biner sinyal optik beralih dari tingkat daya rendah (biasanya off) ke level daya tinggi.

Baris coding adalah proses mengatur simbol yang mewakili data biner dalam pola tertentu untuk transmisi. Jenis yang paling umum dari baris coding yang digunakan dalam komunikasi serat optik termasuk non-return-to-nol (NRZ), kembali-ke-nol (RZ), dan bhipase atau manchester.

 

Mengilustrasikan NRZ, RZ, dan Bhipase (manchester) encoding.

NRZ kode biner merupakan Is dan Os oleh dua tingkat cahaya yang berbeda yang konstan selama durasi bit. Kehadiran tingkat tinggi cahaya dalam durasi bit merupakan biner 1, sedangkan tingkat cahaya rendah merupakan bit 0. Kode NRZ membuat paling efisien penggunaan brandwith sistem. Namun, kehilangan waktu mungkin terjadi jika string panjang 1s dan 0s yang hadir menyebabkan kurang nya transisi tingkat. RZ coding hanya menggunakan setengah durasi bit untuk transmisi data.

 

NONRETURN TO ZERO (NRZ)

Nonreturn-to-Zero-Level (NRZ-L) yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya.

Nonreturn-to-Zero-Inverted (NRZI) yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low) pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1’ untuk bit time tersebut tidak ada transisi berarti binary ‘0’. Sehingga NRZI merupakan salah satu contoh dari differensial suatu encoding.

Keuntungan differensial encoding yaitu lebih kebal terhadap noise dan tidak dipengaruhi oleh level tegangan.

Kelemahan NRZ-L maupun NRZI yaitu keterbatasan dalam komponen dc dan sinkronisasi yang buruk.  

 

Keuntungan Transmisi Digital :

  • Kebisingan digital / pulsa dievaluasi selama interval waktu yang tepat dan tekad yang sederhana dibuat apakah pulsa ow atas atau bel tingkat referensi ditentukan.
  • Lebih cocok dari sinyal analog untuk pengolahan data menggabungkan menggunakan teknik yang disebut multiplexing.
  • Lebih tahan dibandingkan sistem analog kebisingan aditif karena meraka menggunakan regenerasi sinyal daripada penguatan sinyal.
  • Sederhana untuk mengukur dan mengevaluasi.

 

Kekurangan Transmisi Digital :

  • Transmisi sinyal analog dikodekan membutuhkan brandwith yang jauh dari sekedar transmisi sinyal analog asli.
  • Diperlukan penambahn encoding dan decoding circuitry karena sinyal analog harus dikonversi ke pulsa digital sebelum transmisi dan diubah kembali ke bentuk aslinya analog mereka pada penerimanya.
  • Transmisi digital membutuhkan sinkronisasi waktu yang tepat antara jam dalam pemancar dan penerima.
  • Tidak sesuai dengan yang lebih tua sistem transmisi analog.

 

  1. 4.       Modulasi Digital

 

Merupakan proses penumpangan sinyal digital (beat stream) kedalam sinyal carrier. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan mengamati modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bit nya disertai clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat dikirim kepenerima dengan baik.

Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio).

  1. Perbedaan utama modulasi digital dan modulasi analog adalah pembawa pesan yang ditransmisikan untuk sistem modulasi digiatal mewakili simbol-simbol abstrak (misal 0 s dan 1 s untuk sistem transmisi biner), sedangkan dalam sistem modulasi analog sinyal pesan adalah gelombang kontinu. Untuk mengirim pesan digital, modulasi digital mengalokasikan sepotong waktu yang disebut interval sinyal dan menghasilkan fungsi kontinu yang mewakili simbol.
  2. Pada modulasi digital pesan sinyal diubah menjadi sinyal baseband. Dalam sistem komunikasi nirkabel, bagian kedua dari modulasi mengubah sinmkayal baseband ke frekuensi radio (RF) sinyal, modulasi fase, frekuensi atau amplitudo sinyal pembawa. Dalam sebuah sistem kabel, sinyal pada baseband dapat dikirimkan secara langsung tanpa modulasi carrier.

 

 Namun, kadang-kadang beberapa sinyal pesan diperlukan untuk mengirimkan melalui kawat yang sama. Dalam keadaan tertentu beberapa teknik modulasi dapat digunakan sehingga pesan yang berbeda dapat di modulasi ke frekuensi yang berbeda. Teknik ini disebut Frequency Division Multiple Accses (FDMA). Selain itu, ada lebih banyak teknik akses yang dapat digunakan untuk sistem digital, seperti Time Divison Multiple Accses (TDMA) dan Code Divison Multiple Accses (CDMA).

 

Modulasi digital pada prinsipnya merupakan variant dari metode modulasi analog.

 

  • Teknik dasar
  1.  Amplitude Shift Keying (ASK)
  2. Frequency Shift Keying (FSK)
  3.  Phase Shift Keying (PSK)

 

  • Varian dari teknik dasar diatas
  1.  4Pulse Amplitude Modulation (4PAM)
  2. Quadrate Phase Shift Keying (QPSK)
  3.  Quadrate Amplitude Modulation (QAM)

             

Binary Amplitude Shift Keying (BASK) sinyal direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa :

 

-Sinyal “1” > direpresentasikan dengan status “ON” (ada gelombang pembawa)

-Sinyal “0” > direpresentasikan dengan status “OF” (tidak ada gelombang pembawa)

 

Binary Frequency Shift Keying (BFSK) sinyal direpresentasikan dalam perubahan frekuensi gelombang pembawa:

-Sinyal “1” > direpresentasikan dengan frekuensi tinggi

-Sinyal “0” > direpresentasikan dengan frekuensi rendah.

Binary Phase Shift Keying (BPSK) sinyal direpresentasikan dalam perubahan phase gelombang pembawa

 

-Sinyal “1” > phase gelombang tidak bergeser (pergeseran 0 derajat)

-Sinyal “0” > phase gelombang bergeser 180 derajat (berlawanan).

 

V

PENUTUP

 

  1. A.    Kesimpulan

 

Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Komunikasi Data sangat bermanfaat bagi kehidupan manusi dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan juga sebagai sarana hiburan, terlebih untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Komunikasi Data juga memiliki banyak aplikasi-aplikasi yang menyuguhkam berbagai kelebihan dan kemudahan bagi para penggunanya.

 

 

  1. B.     Saran    

 

           Hendaknya kita lebih bijak dalam segala hal, termasuk dalam aktivitas penggunaan teknik modulasi dan komponen komunikasi data dalam jaringan didalam komputer. Jika kita menggunakan internet dengan baik dan benar maka akan memudahkan kita dalam pekerjaan. Sebaliknya jika kita menggunakan untuk hal yang buruk maka akan merugikan diri kita sendiri bahkan orang lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

Haykin, simon, wily john.1989. an introduction to analog&digital communication

Stallings, William, data dan computer communications, seventh edition. 2004. Prentice hall. Isbn 0-13-183311-1

Martin, S.Roben.1996. analog and digital communication system. Fouth edition 1996 prentice-hall international, inc isbn 0-13-399965-3

Lukas, Jonatan. 2000 .komputer jaringan :andi Yogyakarta

Ilmu Komputer. 2012. “Teknik Modulasi”, http://www.ilmukomputer.org

 

Scribd.2012.”MediaTransmisi”,http://www.scribd.com